AGAMA ISLAM/
SEMESTER 4/ REGULER A/ FARMASI 2014/ UNIVERSITAS TANJUNGPURA
Rani Rawinda I1021141002
Sehro I1021141003
Putri Ari Cahyani I1021141007
Utia Mufliha I1021141009
Wulandari
Nurfitriani I1021141015
Annissa I1021141020
Yuni Syafriani I1021141021
FENOMENA SAINS
DALAM ALQURAN
A. PENGERTIAN ALQURAN
Al-qur’an secara general didefinisikan
sebagai sebuah kitab yang berisi himpunan kalam Allah, suatu mukjizat yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara malaikat Jibril, ditulis
dalam mushaf yang kemurniannya senantiasa terpelihara. Al-qur’an adalah kitab induk, rujukan bagi segala rujukan,
sumber dari segala sumber, basis bagi segala sains dan ilmu pengetahuan, sejauh
mana keabsahan ilmu harus diukur standarnya berdasarkan al-qur’an. Ia adalah
buku induk ilmu pengetahuan dimana tidak ada satu perkara apapun yang
terlewaatkan, semuanya telah tertulis di dalamnya yang mengatur berbagai aspek
kehidupan manusia, baik yang berhubungan dengan Allah (Hablum minallah), sesama
manusia (hablum minannas), alam, lingkungan, ilmu akidah, ilmu sosial, ilmu
alam, ilmu empiris, ilmu agama, umum dsb seperti yang tercermin dalam alquran (QS.
al-An’am: 38).
B. PENGERTIAN SAINS
Sains adalah pengetahuan mengenai
fenomena-fenomena spasio-temporal atau alam semesta pada umumnya seperti
biologi, fisika, kimia, astronomi dll. Sains merupakan salah satu isi pokok
kandungan kitab suci al-qur’an. Bahkan kata ‘ilm itu sendiri
disebutkan di dalamnya sebanyak 105 kali. Dengan begitu, sains merupakan salah
satu kebutuhan agama islam, betapa tidak, setiap kali umat islam akan melakukan
ibadah pasti membutuhkan waktu dan tempat sehingga dibutuhkan ilmu astronomi.
Selain itu, saat umat islam akan pergi ke tanah suci Makkah pasti membutuhkan
kendaraan sebagai alat transportasi. Allah telah meletakkan garis-garis besar
sains dalam al-qur’an manusia hanya tinggal menggali, mengembangkan konsep dan
teori yang sudah ada, sebagaimana yang tedapat dalam QS. ar-Rahman: 33.
C. HUBUNGAN SAINS DAN ALQURAN
Salah satu keistimewaan al-qur’an yang
paling utama hubungannya dengan sains dan ilmu pengetahuan, begitu pentinganya
sains dan ilmu pengetahuan dalam al-qur’an sehingga Allah menurunkan al-qur’an
yang pertama kali adalah QS. al_’alaq: 1-5 yang mengandung perintah untuk
membaca. Membaca berarti berpikir secara teratur atau sistematis dalam
mempelajari firman dan ciptaannya, berpikir dengan mengkorelasikan antara ayat
qauliah dan kauniah manusia akan mampu menemukan konsep-konsep sains dan ilmu
pengetahuan.
Al-qur’an
membicarakan tentang sifat manusia, struktur bumi dan langit, manifestasi alam semesta dan peradaban mengingatkan orang – orang beriman dan kritisi terhadap tingkah laku bangsa yang berbeda, analisa terhadap masalah metafisika dan menunjukkan banyak permasalahan lainnya. Namun tidak bertujuan inti untuk memberikan pelajaran metafisika, filsafat, sejarah serta lainnya, tetapi untuk mengembalikan kesalahfahaman tentang realita dan mengenalkan prinsip-prinsipnya.
Islam adalah satu-satunya agama di unia
yang sangat empatik dalam mendorong umatnya untuk menuntut ilmu, bahkan dalam
al-qur’an itu sendiri merupakan sumber ilmu dan inspirasi berbagai disiplin
ilmu pengetahuan sains dan teknologi. Betapa tidak, al-qur’an sendiri banyak
mengandung konsep-konsep sains, ilmu pengetahuan, dan teknologi serta pujian
terhadap orang-orang yang berilmu. Pujian ini terdapat dalam QS. al-Mujadilah:
11 yang berbunyi:
D. ALQURAN SEBAGAI SUMBER ILMU SAINS
Di zaman sekarang, bila kita amati
banyak orang yang mencoba menafsirkan beberapa ayat al-Qur’an dalam kaitannya
dengan ilmu pengetahuan modern. Tujuan utamanya adalah untuk menunjukkan
mukjizat al-Qur’an sebagai sumber segala ilmu, dan untuk menumbuhkan rasa
bangga kaum muslimin karena telah memiliki kitab yang sempurna ini.
Tetapi, pandangan yang menganggap bahwa al-Qur’an sebagai
sebuah sumber seluruh ilmu pengetahuan ini bukanlah sesuatu yang baru, sebab
kita mendapati banyak ulama besar kaum muslim terdahulu pun berpandangan
demikian. Diantaranya adalah Imam al-Ghazali. Dalam bukunya Ihya ‘Ulum
al-Din, beliau mengutip kata-kata Ibnu Mas’ud: “Jika seseorang ingin
memiliki pengetahuan masa lampau dan pengetahuan modern, selayaknya dia
merenungkan al-Qur’an”. Selanjutnya beliau menambahkan: “Ringkasnya, seluruh
ilmu tercakup di dalam karya-karya dan sifat-sifat Allah, dan al-Qur’an adalah
penjelasan esensi, sifat-sifat, dan perbuatan-Nya. Tidak ada batasan terhadap
ilmu-ilmu ini, dan di dalam al-Qur’an terdapat indikasi pertemuannya (al-Qur’an
dan ilmu-ilmu)”.
Bahkan pada sebuah sumber yang dikutip oleh penulis, dijelaskan bahwa mukjizat Islam yang paling utama ialah hubungannya dengan ilmu pengetahuan. Surah pertama (al-Alaq, ayat 1-5) yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW ialah nilai tauhid, keutamaan pendidikan, dan cara untuk mendapatkan ilmu pengetahuan diberikan penekanan yang mendalam.
Firman Allah SWT (Al-alaq 1-5) :
Bahkan pada sebuah sumber yang dikutip oleh penulis, dijelaskan bahwa mukjizat Islam yang paling utama ialah hubungannya dengan ilmu pengetahuan. Surah pertama (al-Alaq, ayat 1-5) yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW ialah nilai tauhid, keutamaan pendidikan, dan cara untuk mendapatkan ilmu pengetahuan diberikan penekanan yang mendalam.
Firman Allah SWT (Al-alaq 1-5) :
Artinya : “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”
Kata “bacalah” dalam ayat tersebut mengandung arti tentang perintah menuntut ilmu, apalagi pada saat itu (awal kenabian), bangsa Arab sedang berada pada zaman jahiliyah (kebodohan).
Dalam ayat tersebut, menjelaskan
tentang betapa besarnya kekuasaan Allah SWT dalam menciptakan mahluk-mahlukNya.
Tidak berhenti sampai disitu, kita juga diperintahkan untuk mempelajarinya
(mahluk). Hal ini telah banyak dilakukan oleh orang (ilmuwan) Barat, dan malah
kebanyakan dari kita hanya mengikuti apa yang mereka katakan. Padahal, kita
sebagai hamba-Nya seharusnya memiliki keharusan yang lebih besar dari pada
mereka. Karena bila diamati, tidak sedikit dari pandangan mereka melenceng dari
ajaran agama Islam. Bila kita hanya mengikuti mereka, dikhawatirkan kita akan
terjerumus kedalam jalan kesesatan bersama mereka. Seperti contoh, pandangan
Darwin tentang teori evolusi yang menyebutkan bahwa manusia zaman dahulu
memiliki bentuk fisik menyerupai kera, itu merupakan pendapat yang tidak sesuai
dengan al-Qur’an. Karena secara jelas, manusia pertama yang diciptakan Allah
adalah Nabi Adam AS.
Mempelajari ilmu, baik itu ilmu
agama maupun ilmu pengetahuan (sains) merupakan hal yang sangat sulit, maka
dari itu, Islam sangat memuliakan para ahli ilmu, sehingga dalam Surah
al-Mujadilah ayat 11, derajat mereka diangkat oleh Allah SWT. Dalam potongan
ayat tersebut, Allah menjajarkan iman dengan ilmu. Disinilah terlihat betapa
pentingnya ilmu, karena orang yang beriman tanpa memiliki ilmu maka segala
ibadahnya akan ditolak. Sedangkan sebaliknya, orang berilmu tanpa beriman, maka
ilmunya dapat menyesatkannya menuju jalan yang dilarang dan dilaknat-Nya.
Disinilah, kita sebagai hamba-Nya
yang beriman harus ekstra hati-hati dalam mempelajari suatu ilmu. Kita harus
selalu mengembalikan semuanya kepada-Nya, kita harus berusaha mencocokkan
segala jenis ilmu dengan kalam-Nya (al-Qur’an) yang sempurna.
Karena sudah jelas, al-Qur’an membahas banyak Ilmu, antara
lain ilmu yang berhubungan dengan kemasyarakatan yang memberi pedoman dan
petunjuk berkaitan dengan perundang-undangan tentang halal dan haramnya suatu
aktiviti, peradaban, muamalat antara manusia dalam bidang ekonomi, perniagaan,
sosio-budaya, peperangan dan perhubungan antar bangsa. Juga terdapat maklumat
ataupun isyarat (hint-suggestions) tentang perkara-perkara yang telah
menjadi tumpuan kajian sains, misalnya, sidik jari sebagai tanda pengenal,
penciptaan bumi dan langit, dan lain-lain.
Dari sini, maka pantaslah kalau di
zaman ini banyak ilmuwan (ilmuwan Barat khususnya) yang berusaha mempelajari
al-Qur’an demi memahami suatu kajian sains. Tapi, kita sebagai umat Muslim
jangan sampai kalah dengan mereka, sehingga peradaban Islam dapat bangkit
kembali. Ketika peradaban Islam mulai bangkit, maka kemungkinan besar dunia
dapat dikuasai oleh Islam, sehingga konsep Islam sebagai agama yang “Rahmatan
lil-‘Alamin” (kesejahteraan bagi seluruh dunia) dapat terwujud secara
nyata.
E. FENOMENA-FENOMENA SAINS DALAM ALQURAN
YANG TELAH DIBUKTIKAN
Firman Allah, Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kebesaran) Kami di segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Quran itu adalah benar. Tidak cukupkah (bagi kamu) bahwa Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu? (QS Fushshilat [41]: 53)
Allah
memperlihatkan tanda-tanda kekuasaan-Nya di setiap lini kehidupan. Tanda-tanda
kekuasaan-Nya menyadarkan bahwa betapa kuasanya Dia. Melihat segala fenomena
yang ada di dunia ini akan bermuara pada satu hal, yaitu bahwa Allah adalah
Sang Maha; Mahakuasa, Maha Pencipta, Maha Berilmu, dan semua maha. Seorang
mukmin diharuskan memikirkan ciptaan Allah. Firman Allah, Dan Kami turunkan Al-Dzikr (Al-Quran) kepadamu, agar engkau menerangkan
kepada manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan agar mereka
memikirkan (QS An-Nahl [16]: 44)
Besi
(Fe) tidak dihasilkan di bumi, tetapi diturunkan ke bumi melalui meteor yang
berasal dari bintang-bintang yang meletup. Sesuai dalam QS. al-Hadid ayat 25:
Penemuan astronomi modern telah mengungkap bahwa logam besi yang ditemukan
di bumi kita berasal dari bintang-bintang raksasa di angkasa luar. Logam berat
di alam semesta dibuat dan dihasilkan dalam inti bintang-bintang raksasa. Akan
tetapi sistem tata surya kita tidak memiliki struktur yang cocok untuk
menghasilkan besi secara mandiri. Besi hanya dapat dibuat dan dihasilkan dalam
bintang-bintang yang jauh lebih besar dari matahari, yang suhunya mencapai
beberapa ratus juta derajat. Ketika jumlah besi telah melampaui batas tertentu
dalam sebuah bintang, bintang tersebut tidak mampu lagi menanggungnya, dan
akhirnya meledak melalui peristiwa yang disebut “nova” atau “supernova”. Akibat
dari ledakan ini, meteor-meteor yang mengandung besi bertaburan di seluruh
penjuru alam semesta dan mereka bergerak melalui ruang hampa hingga mengalami
tarikan oleh gaya gravitasi benda angkasa.
Semua ini menunjukkan bahwa logam besi tidak terbentuk di bumi melainkan
kiriman dari bintang-bintang yang meledak di ruang angkasa melalui
meteor-meteor dan “diturunkan ke bumi”, persis seperti dinyatakan dalam ayat
tersebut: Jelaslah bahwa fakta ini tidak dapat diketahui secara ilmiah pada
abad ke-7 ketika Al Qur’an diturunkan.
Matahari menghasilkan cahaya sementara
bulan memantulkan cahaya matahari
Terdapat dua surat yang menjelaskan fenomena tersebut. Yakni QS. an-Naba ayat 13 dan QS Nuh ayat 16:
Terdapat dua surat yang menjelaskan fenomena tersebut. Yakni QS. an-Naba ayat 13 dan QS Nuh ayat 16:
Ayat diatas
menjelaskan bila Allah menjadikan bulan bercahaya dan matahari bersinar.
Lantas, apa perbedaan keduanya? Kata Qamar selalu diikuti nuuran (cahaya) dan
Syams yang diikuti Dhiyaa’an dan Siraajan (bersinar/terang dan pelita/lampu
malam/kandil). Secara empiris, matahari selalu tampak bundar dan kehadirannya
menyebabkan siang yang terang benderang. Berbeda dengan bulan yang tak selalu
bundar, tetapi berevolusi dari melengkung dan condong yang makin tebal, separuh
lingkaran, separuh lingkaran lebih sampai ketika bundar penuh yang dikenal
sebagai ‘bulan purnama’.
Ditinjau
dari kajian astronomi, dengan melihat komposisi massa matahari dan bulan lewat
penelitian NASA dan foto-foto ruang angkasa sendiri. Bisa dikalkulasikan, bila
massa matahari yang terdiri dari gugusan gas helium dan hydrogen menciptakan
sumber panas yang dahsyat sehingga mampu memantulkan cahaya dan diplot menjadi
pusat tata surya. Berbeda dengan bulan yang terdiri dari gugusan batuan. Bulan
tidak mempunyai sumber cahaya sendiri dan cahaya Bulan sebenarnya berasal dari
pantulan cahaya Matahari. Fakta ini memerlihatkan perbedaan yang cukup jelas
antara matahari dan bulan. Bulan seamsal bumi sebagai benda langit yang tak
menghasilkan cahaya, namun hanya memantulkan cahaya yang diterimanya. Tak ayal,
Allah SWT membedakan antara cahaya bulan dengan sinar matahari.
Fenomena
pembatas air ini merupakan fenomena air laut yang terpisah dan tidak mau
menyatu, berbeda warna dan juga berbeda rasa. Fenomena ini terjadi tepatnya di
Selat Gibraltar, yakni selat yang memisahkan Samudera Atlantik dengan Laut
Tengah yang memisahkan Benua Afrika dan Eropa, tepatnya di sisi selatan Negara
Maroko dan sebelah utara Spanyol. Selat Gibraltar memiliki lokasi yang sangat
strategis. Kapal-kapal yang berlayar dari Atlantik menuju Mediterania ataupun
sebaliknya harus melewati selat ini.
Fenomena ini telah disebutkan Allah SWT
dalam al-quran diantaranya:
(QS: Ar-Rahman: 19-20):
(QS: Ar-Rahman: 19-20):
Studi modern telah berhasil
membuktikan bahwa meskipun laut yang ada di bumi tampak sama dan sejenis,
tetapi sebenarnya ada perbedaan yang cukup besar di antara laut-laut itu. Di
daerah pertemuan dua lautan yang berbeda juga terdapat pembatas di antara
keduanya. Pembatas ini memisahkan dua laut tersebut, di mana setiap laut
memiliki suhu, kadar garam dan kepadatan massa yang khas dan berbeda dari laut
lain. Misalnya, di antara air Laut Mediterania yang hangat dan asin dan
Samudera Atlantik yang dingin dan berkepadatan massa rendah terdapat pembatas
di antara keduanya.
Pembatas seperti itu juga bisa ditemukan di antara Laut Merah dan Teluk Aden. Penemuan ini merupakan penjelasan yang sangat gamblang terhadap firman Allah dalan surah Ar-Rahman, “Dia membiarkan dua laut mengalir bolak-balik yang (kemudian) keduanya bertemu.”
Oceanographer Prancis ternama, Jacques Yves Cousteau, telah menemukan adanya pembatas air di antara dua laut yang sama-sama asin, di mana air pembatas tersusun dari unsur-unsur yang berbeda dari unsur-unsur pembentuk air dua laut itu. Namun, ia kemudian tercengang ketika tahu bahwa penemuannya itu telah didahului oleh Al-Quran 1400 tahun yang lalu. “Jika benar bahwa ini telah ada dalam Al-Quran, maka aku bersaksi bahwa hal itu (Al-Quran) tidak lain kecuali dari Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan-Nya,” kata Cousteau.
Pembatas seperti itu juga bisa ditemukan di antara Laut Merah dan Teluk Aden. Penemuan ini merupakan penjelasan yang sangat gamblang terhadap firman Allah dalan surah Ar-Rahman, “Dia membiarkan dua laut mengalir bolak-balik yang (kemudian) keduanya bertemu.”
Oceanographer Prancis ternama, Jacques Yves Cousteau, telah menemukan adanya pembatas air di antara dua laut yang sama-sama asin, di mana air pembatas tersusun dari unsur-unsur yang berbeda dari unsur-unsur pembentuk air dua laut itu. Namun, ia kemudian tercengang ketika tahu bahwa penemuannya itu telah didahului oleh Al-Quran 1400 tahun yang lalu. “Jika benar bahwa ini telah ada dalam Al-Quran, maka aku bersaksi bahwa hal itu (Al-Quran) tidak lain kecuali dari Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan-Nya,” kata Cousteau.
4. Lautan yang Terpanaskan
Allah berfirman dalam QS Ath Thur
ayat 6:
Fakta ini membuktikan kebenaran ayat diatas.
Fenomena ini ditemukan di kepulauan Hawaii Amerika Serikat. Letaknya di dasar
laut terdapat kobaran api hingga air laut mendidih. Kendati demikian, tidak
membuat air laut menguap. Bagitu sebaliknya, air laut tidak mampu memadamkan
kobaran api. Telah
terbukti secara ilmiah bahwa ada beberapa gunung berapi yang muncul dari dasar
laut dan memuntahkan lava. Fenomena ini baru diketahui para ilmuwan pada akhir
tahun 1960-an. Pengambilan gambar gunung-gunung berapi telah dilakukan, begitu
juga pengukuran suhu air yang ada di sekeliling lava yang ada di dasar lautan.
Hal lain yang membuktikan adanya panas di perut bumi adalah galian-galian penambangan minyak. Melalui penggalian-penggalian minyak itu diketahui dengan jelas bahwa pada tiap kedalaman 100 meter, panas akan meningkat sebanyak tiga derajat. Para ilmuwan mengatakan, keberadaan gunung-gunung berapi di permukaan bumi dan di dasar lautan adalah bukti kuat dan jelas bahwa perut bumi masih menyala-nyala.
Hal lain yang membuktikan adanya panas di perut bumi adalah galian-galian penambangan minyak. Melalui penggalian-penggalian minyak itu diketahui dengan jelas bahwa pada tiap kedalaman 100 meter, panas akan meningkat sebanyak tiga derajat. Para ilmuwan mengatakan, keberadaan gunung-gunung berapi di permukaan bumi dan di dasar lautan adalah bukti kuat dan jelas bahwa perut bumi masih menyala-nyala.
5. Kegelapan Laut dan Arus Gelombang
Para
ilmuwan telah menemukan bahwa lautan dan samudera ditutupi oleh tumpukan awan
tebal yang menghalangi masuknya sebagian besar cahaya matahari. Air laut
menyedot spektrum warna cahaya perlahan-lahan sesuai dengan kedalaman air.
Semakin dalam, semakin banyak spektrum warna yang disedot oleh air laut. Maka
terjadilah kegelapan di dalam laut. Dan laut akan semakin gelap setelah
kedalaman 100 meter sehingga manusia takkan bisa melihat tangannya sendiri.
Nils Gunnar Jerlov dalam bukunya yang berjudul Marine Optics menyatakan bahwa pada kedalaman 35 meter, tingkat pencahayaan air laut yang terbuka bisa turun hingga mencapai 10% dari cahaya yang ada di pemukaan. Pada kedalaman 85 meter mecapai 1%, pada kedalaman 135 meter mencapai 0,1%, dan pada kedalaman 190 meter mencapai 0,01%. Ilmu kelautan modern telah menemukan adanya gelombang yang sangat kuat di dasar laut. Para ilmuwan dapat menyaksikan bahwa pada kedalaman sekitar 600-2700 meter, ikan-ikan di laut menggunakan anggota tubuhnya yang bercahaya untuk menangkap mangsa dalam kegelapan.
Nils Gunnar Jerlov dalam bukunya yang berjudul Marine Optics menyatakan bahwa pada kedalaman 35 meter, tingkat pencahayaan air laut yang terbuka bisa turun hingga mencapai 10% dari cahaya yang ada di pemukaan. Pada kedalaman 85 meter mecapai 1%, pada kedalaman 135 meter mencapai 0,1%, dan pada kedalaman 190 meter mencapai 0,01%. Ilmu kelautan modern telah menemukan adanya gelombang yang sangat kuat di dasar laut. Para ilmuwan dapat menyaksikan bahwa pada kedalaman sekitar 600-2700 meter, ikan-ikan di laut menggunakan anggota tubuhnya yang bercahaya untuk menangkap mangsa dalam kegelapan.
Fenomena
sungai di dasar laut ditemukan oleh Ilmuan asal Prancis bernama Jaques Yves
Cousteau dia berhasil menemukan air tawar yang mengalir di antara air laut yang
asin di dasar lautan. Fenomena ini ditemukan di Cenote Angelita, Meksiko. Para ahli menyebut fenomena ini
sebagai lapisan Hidrogen Sulfida, karena air yang mengalir di sungai dasar laut
ini memiliki rasa air tawar. Fenomena ini juga sudah disebutkan dalam Al Quran
surah Al Furqaan ayat 53:
Hal ini dapat terjadi karena
adanya peristiwa Halocline. Halocline adalah sebuah zona vertikal di dalam
laut dimana kadar garam berubah dengan cepat sejalan dengan perubahan
kedalaman. Perubahan kadar garam ini akan mempengaruhi kepadatan air sehingga
Zona ini kemudian berfungsi sebagai dinding pemisah antara air asin dan air
tawar.
Air asin memiliki kepadatan yang
lebih besar dibandingkan air tawar. Ini membuat ia memiliki berat jenis yang
juga lebih besar. Karena itu wajar kalau air tawar berada di atas air asin.
Ketika kedua jenis air ini bertemu, ia akan membuat lapisan halocline yang
berfungsi menjadi pemisah antara keduanya. Peristiwa ini tidak terjadi di semua
pantai atau bagian di laut, namun cukup umum terjadi di gua-gua air yang
terhubung ke laut seperti Cenote.
Perbatasan antara air asin dan
air tawar (Halocline) pada Cenote Angelita berada pada kedalaman sekitar 33
meter. Dalam kasus Cenote ini, air tawar di permukaan berasal dari air hujan. Lapisan Hidrogen Sulfida ini terbentuk akibat
pohon-pohon atau organisme yang membusuk di dasar Cenote. Karena itu
lapisan ini memiliki bau yang tidak enak, seperti telur busuk. Selain karena
aktifitas bakteri pembusukan, gas ini juga bisa dihasilkan oleh aktifitas
gunung berapi. Dalam kadar yang tinggi, gas ini berbahaya bagi manusia karena
bisa mengganggu beberapa sistem dalam tubuh manusia.
7. Gunung Pelangi
Mungkin masih banyak orang yang belum
mengetahui fenomena alam yang indah ini. Gunung yang bewarna warni di terletak
di Zhangye, Danxia, Provinsi Gansu China. Gunung yang terletak di sebelah
tenggara dan barat daya China ini tampak seperti hamparan pelangi karena itu
orang menyebutnya "rainbow mountain".
Gunung pelangi seluas 510 kilometer persegi ini merupakan bagian dari Zhangye,
Danaxia Landform Geological Park yang terletak di Provinsi Gansu, China. Menurut
Telegrapfh, warna-warni perbukitan yang menakjubkan tersebut berasal dari
batuan pasir merah dan mineral yang terbentuk sejak periode kapur tepatnya 24
juta tahun yang lalu.
Gunung
ini akan menampilkan pola warna yang berbeda beda tergantung pada kondisi cuaca
dan pencahyaan matahari. Warna-warni gunung ini akan semakin kontras jika turun
hujan pada hari sebelumnya. Bukit dan lembahnya terdiri dari lapisan warna
merah, biru hijau zamrud, coklat, dan kuning. Meskipun demikian, di sana tidak
ditemui tumbuhan dan hewan apapun karena kondisi tanahnya yang tandus. Fenomena
yang menakjubkan ini merupakan contoh geomorfologi petrografi yang terbentuk
karena kondisi lingkungan.
Al-Quran telah
menjelaskan fenomena alam tersebut 14 abad yang lalu, bahhkan sebelum para
Sahabat Rasulullah datang dan berdakwah ke China. Hal ini menunjukkan bahwa
al-Qur’an adalah salah satu bukti terpenting yang memungkinkan kita mengetahui
keberadaan Allah. Masih banyak fenomena Sains terkait dalam Al-quran yang telah
dibenarkan, misalnya saja penciptaan manusia, penciptaan langit, dan lain
sebagainya. Semoga informasi yang ada dalam Al-Quran semakin menambah keyakinan
kita akan kebenaran Al-Quran.*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar