.

HIDUP TERLALU SINGKAT UNTUK KAMU LEWATKAN TANPA MENGUNJUNGI BLOG INI

Minggu, 03 Juli 2016

AGAMA ISLAM/ SEMESTER 4/ REGULER A/ FARMASI 2014/ UNIVERSITAS TANJUNGPURA
Rani Rawinda                        I1021141002
Sehro                                       I1021141003
Putri Ari Cahyani                  I1021141007
Utia Mufliha                           I1021141009
Wulandari Nurfitriani           I1021141015
Annissa                                    I1021141020
Yuni Syafriani                        I1021141021


FENOMENA SAINS DALAM ALQURAN

A.    PENGERTIAN ALQURAN
Al-qur’an secara general didefinisikan sebagai sebuah kitab yang berisi himpunan kalam Allah, suatu mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara malaikat Jibril, ditulis dalam mushaf yang kemurniannya senantiasa terpelihara. Al-qur’an adalah kitab induk, rujukan bagi segala rujukan, sumber dari segala sumber, basis bagi segala sains dan ilmu pengetahuan, sejauh mana keabsahan ilmu harus diukur standarnya berdasarkan al-qur’an. Ia adalah buku induk ilmu pengetahuan dimana tidak ada satu perkara apapun yang terlewaatkan, semuanya telah tertulis di dalamnya yang mengatur berbagai aspek kehidupan manusia, baik yang berhubungan dengan Allah (Hablum minallah), sesama manusia (hablum minannas), alam, lingkungan, ilmu akidah, ilmu sosial, ilmu alam, ilmu empiris, ilmu agama, umum dsb seperti yang tercermin dalam alquran (QS. al-An’am: 38).



B.     PENGERTIAN SAINS
Sains adalah pengetahuan mengenai fenomena-fenomena spasio-temporal atau alam semesta pada umumnya seperti biologi, fisika, kimia, astronomi dll. Sains merupakan salah satu isi pokok kandungan kitab suci al-qur’an. Bahkan kata ‘ilm itu sendiri disebutkan di dalamnya sebanyak 105 kali. Dengan begitu, sains merupakan salah satu kebutuhan agama islam, betapa tidak, setiap kali umat islam akan melakukan ibadah pasti membutuhkan waktu dan tempat sehingga dibutuhkan ilmu astronomi. Selain itu, saat umat islam akan pergi ke tanah suci Makkah pasti membutuhkan kendaraan sebagai alat transportasi. Allah telah meletakkan garis-garis besar sains dalam al-qur’an manusia hanya tinggal menggali, mengembangkan konsep dan teori yang sudah ada, sebagaimana yang tedapat dalam QS. ar-Rahman: 33.
C.     HUBUNGAN SAINS DAN ALQURAN
Salah satu keistimewaan al-qur’an yang paling utama hubungannya dengan sains dan ilmu pengetahuan, begitu pentinganya sains dan ilmu pengetahuan dalam al-qur’an sehingga Allah menurunkan al-qur’an yang pertama kali adalah QS. al_’alaq: 1-5 yang mengandung perintah untuk membaca. Membaca berarti berpikir secara teratur atau sistematis dalam mempelajari firman dan ciptaannya, berpikir dengan mengkorelasikan antara ayat qauliah dan kauniah manusia akan mampu menemukan konsep-konsep sains dan ilmu pengetahuan.
Al-qur’an membicarakan tentang sifat manusia, struktur bumi dan langit, manifestasi alam semesta dan peradaban mengingatkan orang – orang beriman dan kritisi terhadap tingkah laku bangsa yang berbeda, analisa terhadap masalah metafisika dan menunjukkan banyak permasalahan lainnya. Namun tidak bertujuan inti untuk memberikan pelajaran metafisika, filsafat, sejarah serta lainnya, tetapi untuk mengembalikan kesalahfahaman tentang realita dan mengenalkan prinsip-prinsipnya.
Islam adalah satu-satunya agama di unia yang sangat empatik dalam mendorong umatnya untuk menuntut ilmu, bahkan dalam al-qur’an itu sendiri merupakan sumber ilmu dan inspirasi berbagai disiplin ilmu pengetahuan sains dan teknologi. Betapa tidak, al-qur’an sendiri banyak mengandung konsep-konsep sains, ilmu pengetahuan, dan teknologi serta pujian terhadap orang-orang yang berilmu. Pujian ini terdapat dalam QS. al-Mujadilah: 11 yang berbunyi:
D.    ALQURAN SEBAGAI SUMBER ILMU SAINS
Di zaman sekarang, bila kita amati banyak orang yang mencoba menafsirkan beberapa ayat al-Qur’an dalam kaitannya dengan ilmu pengetahuan modern. Tujuan utamanya adalah untuk menunjukkan mukjizat al-Qur’an sebagai sumber segala ilmu, dan untuk menumbuhkan rasa bangga kaum muslimin karena telah memiliki kitab yang sempurna ini.
Tetapi, pandangan yang menganggap bahwa al-Qur’an sebagai sebuah sumber seluruh ilmu pengetahuan ini bukanlah sesuatu yang baru, sebab kita mendapati banyak ulama besar kaum muslim terdahulu pun berpandangan demikian. Diantaranya adalah Imam al-Ghazali. Dalam bukunya Ihya ‘Ulum al-Din, beliau mengutip kata-kata Ibnu Mas’ud: “Jika seseorang ingin memiliki pengetahuan masa lampau dan pengetahuan modern, selayaknya dia merenungkan al-Qur’an”. Selanjutnya beliau menambahkan: “Ringkasnya, seluruh ilmu tercakup di dalam karya-karya dan sifat-sifat Allah, dan al-Qur’an adalah penjelasan esensi, sifat-sifat, dan perbuatan-Nya. Tidak ada batasan terhadap ilmu-ilmu ini, dan di dalam al-Qur’an terdapat indikasi pertemuannya (al-Qur’an dan ilmu-ilmu)”.
Bahkan pada sebuah sumber yang dikutip oleh penulis, dijelaskan bahwa mukjizat Islam yang paling utama ialah hubungannya dengan ilmu pengetahuan. Surah pertama (al-Alaq, ayat 1-5) yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW ialah nilai tauhid, keutamaan pendidikan, dan cara untuk mendapatkan ilmu pengetahuan diberikan penekanan yang mendalam.
Firman Allah SWT (Al-alaq 1-5) :

Artinya : “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah.  Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam.  Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”


Kata “bacalah” dalam ayat tersebut mengandung arti tentang perintah menuntut ilmu, apalagi pada saat itu (awal kenabian), bangsa Arab sedang berada pada zaman jahiliyah (kebodohan).


Jika sains dikaitkan dengan fenomena alam, maka dalam al-Qur’an lebih dari 750 ayat menjelaskan tentang fenomena alam. Salah satunya adalah pada Surah Luqman, ayat 10.
Dalam ayat tersebut, menjelaskan tentang betapa besarnya kekuasaan Allah SWT dalam menciptakan mahluk-mahlukNya. Tidak berhenti sampai disitu, kita juga diperintahkan untuk mempelajarinya (mahluk). Hal ini telah banyak dilakukan oleh orang (ilmuwan) Barat, dan malah kebanyakan dari kita hanya mengikuti apa yang mereka katakan. Padahal, kita sebagai hamba-Nya seharusnya memiliki keharusan yang lebih besar dari pada mereka. Karena bila diamati, tidak sedikit dari pandangan mereka melenceng dari ajaran agama Islam. Bila kita hanya mengikuti mereka, dikhawatirkan kita akan terjerumus kedalam jalan kesesatan bersama mereka. Seperti contoh, pandangan Darwin tentang teori evolusi yang menyebutkan bahwa manusia zaman dahulu memiliki bentuk fisik menyerupai kera, itu merupakan pendapat yang tidak sesuai dengan al-Qur’an. Karena secara jelas, manusia pertama yang diciptakan Allah adalah Nabi Adam AS.
Mempelajari ilmu, baik itu ilmu agama maupun ilmu pengetahuan (sains) merupakan hal yang sangat sulit, maka dari itu, Islam sangat memuliakan para ahli ilmu, sehingga dalam Surah al-Mujadilah ayat 11, derajat mereka diangkat oleh Allah SWT. Dalam potongan ayat tersebut, Allah menjajarkan iman dengan ilmu. Disinilah terlihat betapa pentingnya ilmu, karena orang yang beriman tanpa memiliki ilmu maka segala ibadahnya akan ditolak. Sedangkan sebaliknya, orang berilmu tanpa beriman, maka ilmunya dapat menyesatkannya menuju jalan yang dilarang dan dilaknat-Nya.
Disinilah, kita sebagai hamba-Nya yang beriman harus ekstra hati-hati dalam mempelajari suatu ilmu. Kita harus selalu mengembalikan semuanya kepada-Nya, kita harus berusaha mencocokkan segala jenis ilmu dengan kalam-Nya (al-Qur’an) yang sempurna.
Karena sudah jelas, al-Qur’an membahas banyak Ilmu, antara lain ilmu yang berhubungan dengan kemasyarakatan yang memberi pedoman dan petunjuk berkaitan dengan perundang-undangan tentang halal dan haramnya suatu aktiviti, peradaban, muamalat antara manusia dalam bidang ekonomi, perniagaan, sosio-budaya, peperangan dan perhubungan antar bangsa. Juga terdapat maklumat ataupun isyarat (hint-suggestions) tentang perkara-perkara yang telah menjadi tumpuan kajian sains, misalnya, sidik jari sebagai tanda pengenal, penciptaan bumi dan langit, dan lain-lain.
Dari sini, maka pantaslah kalau di zaman ini banyak ilmuwan (ilmuwan Barat khususnya) yang berusaha mempelajari al-Qur’an demi memahami suatu kajian sains. Tapi, kita sebagai umat Muslim jangan sampai kalah dengan mereka, sehingga peradaban Islam dapat bangkit kembali. Ketika peradaban Islam mulai bangkit, maka kemungkinan besar dunia dapat dikuasai oleh Islam, sehingga konsep Islam sebagai agama yang “Rahmatan lil-‘Alamin” (kesejahteraan bagi seluruh dunia) dapat terwujud secara nyata.

E.     FENOMENA-FENOMENA SAINS DALAM ALQURAN YANG TELAH DIBUKTIKAN


Firman Allah, Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kebesaran) Kami di segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Quran itu adalah benar. Tidak cukupkah (bagi kamu) bahwa Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu? (QS Fushshilat [41]: 53)
Allah memperlihatkan tanda-tanda kekuasaan-Nya di setiap lini kehidupan. Tanda-tanda kekuasaan-Nya menyadarkan bahwa betapa kuasanya Dia. Melihat segala fenomena yang ada di dunia ini akan bermuara pada satu hal, yaitu bahwa Allah adalah Sang Maha; Mahakuasa, Maha Pencipta, Maha Berilmu, dan semua maha. Seorang mukmin diharuskan memikirkan ciptaan Allah. Firman Allah, Dan Kami turunkan Al-Dzikr (Al-Quran) kepadamu, agar engkau menerangkan kepada manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan agar mereka memikirkan (QS An-Nahl [16]: 44)
1.      Besi (Fe)

Besi (Fe) tidak dihasilkan di bumi, tetapi diturunkan ke bumi melalui meteor yang berasal dari bintang-bintang yang meletup. Sesuai dalam QS. al-Hadid ayat 25:

Penemuan astronomi modern telah mengungkap bahwa logam besi yang ditemukan di bumi kita berasal dari bintang-bintang raksasa di angkasa luar. Logam berat di alam semesta dibuat dan dihasilkan dalam inti bintang-bintang raksasa. Akan tetapi sistem tata surya kita tidak memiliki struktur yang cocok untuk menghasilkan besi secara mandiri. Besi hanya dapat dibuat dan dihasilkan dalam bintang-bintang yang jauh lebih besar dari matahari, yang suhunya mencapai beberapa ratus juta derajat. Ketika jumlah besi telah melampaui batas tertentu dalam sebuah bintang, bintang tersebut tidak mampu lagi menanggungnya, dan akhirnya meledak melalui peristiwa yang disebut “nova” atau “supernova”. Akibat dari ledakan ini, meteor-meteor yang mengandung besi bertaburan di seluruh penjuru alam semesta dan mereka bergerak melalui ruang hampa hingga mengalami tarikan oleh gaya gravitasi benda angkasa.
Semua ini menunjukkan bahwa logam besi tidak terbentuk di bumi melainkan kiriman dari bintang-bintang yang meledak di ruang angkasa melalui meteor-meteor dan “diturunkan ke bumi”, persis seperti dinyatakan dalam ayat tersebut: Jelaslah bahwa fakta ini tidak dapat diketahui secara ilmiah pada abad ke-7 ketika Al Qur’an diturunkan.

2.      Matahari dan Bulan


Matahari menghasilkan cahaya sementara bulan memantulkan cahaya matahari
Terdapat dua surat yang menjelaskan fenomena tersebut. Yakni QS. an-Naba ayat 13 dan QS Nuh ayat 16:



Ayat diatas menjelaskan bila Allah menjadikan bulan bercahaya dan matahari bersinar. Lantas, apa perbedaan keduanya? Kata Qamar selalu diikuti nuuran (cahaya) dan Syams yang diikuti Dhiyaa’an dan Siraajan (bersinar/terang dan pelita/lampu malam/kandil). Secara empiris, matahari selalu tampak bundar dan kehadirannya menyebabkan siang yang terang benderang. Berbeda dengan bulan yang tak selalu bundar, tetapi berevolusi dari melengkung dan condong yang makin tebal, separuh lingkaran, separuh lingkaran lebih sampai ketika bundar penuh yang dikenal sebagai ‘bulan purnama’.
Ditinjau dari kajian astronomi, dengan melihat komposisi massa matahari dan bulan lewat penelitian NASA dan foto-foto ruang angkasa sendiri. Bisa dikalkulasikan, bila massa matahari yang terdiri dari gugusan gas helium dan hydrogen menciptakan sumber panas yang dahsyat sehingga mampu memantulkan cahaya dan diplot menjadi pusat tata surya. Berbeda dengan bulan yang terdiri dari gugusan batuan. Bulan tidak mempunyai sumber cahaya sendiri dan cahaya Bulan sebenarnya berasal dari pantulan cahaya Matahari. Fakta ini memerlihatkan perbedaan yang cukup jelas antara matahari dan bulan. Bulan seamsal bumi sebagai benda langit yang tak menghasilkan cahaya, namun hanya memantulkan cahaya yang diterimanya. Tak ayal, Allah SWT membedakan antara cahaya bulan dengan sinar matahari. 

3.      Pembatas-Pembatas Air

Fenomena pembatas air ini merupakan fenomena air laut yang terpisah dan tidak mau menyatu, berbeda warna dan juga berbeda rasa. Fenomena ini terjadi tepatnya di Selat Gibraltar, yakni selat yang memisahkan Samudera Atlantik dengan Laut Tengah yang memisahkan Benua Afrika dan Eropa, tepatnya di sisi selatan Negara Maroko dan sebelah utara Spanyol. Selat Gibraltar memiliki lokasi yang sangat strategis. Kapal-kapal yang berlayar dari Atlantik menuju Mediterania ataupun sebaliknya harus melewati selat ini.

Fenomena ini telah disebutkan Allah SWT dalam al-quran diantaranya:
(QS: Ar-Rahman: 19-20):
(QS: Al-Furqan: 53):
(QS: An-Naml: 61):
Studi modern telah berhasil membuktikan bahwa meskipun laut yang ada di bumi tampak sama dan sejenis, tetapi sebenarnya ada perbedaan yang cukup besar di antara laut-laut itu. Di daerah pertemuan dua lautan yang berbeda juga terdapat pembatas di antara keduanya. Pembatas ini memisahkan dua laut tersebut, di mana setiap laut memiliki suhu, kadar garam dan kepadatan massa yang khas dan berbeda dari laut lain. Misalnya, di antara air Laut Mediterania yang hangat dan asin dan Samudera Atlantik yang dingin dan berkepadatan massa rendah terdapat pembatas di antara keduanya.
Pembatas seperti itu juga bisa ditemukan di antara Laut Merah dan Teluk Aden. Penemuan ini merupakan penjelasan yang sangat gamblang terhadap firman Allah dalan surah Ar-Rahman, “Dia membiarkan dua laut mengalir bolak-balik yang (kemudian) keduanya bertemu.”
Oceanographer Prancis ternama, Jacques Yves Cousteau, telah menemukan adanya pembatas air di antara dua laut yang sama-sama asin, di mana air pembatas tersusun dari unsur-unsur yang berbeda dari unsur-unsur pembentuk air dua laut itu. Namun, ia kemudian tercengang ketika tahu bahwa penemuannya itu telah didahului oleh Al-Quran 1400 tahun yang lalu. “Jika benar bahwa ini telah ada dalam Al-Quran, maka aku bersaksi bahwa hal itu (Al-Quran) tidak lain kecuali dari Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan-Nya,” kata Cousteau.
4.      Lautan yang Terpanaskan

Allah berfirman dalam QS Ath Thur ayat 6:

Fakta ini membuktikan kebenaran ayat diatas. Fenomena ini ditemukan di kepulauan Hawaii Amerika Serikat. Letaknya di dasar laut terdapat kobaran api hingga air laut mendidih. Kendati demikian, tidak membuat air laut menguap. Bagitu sebaliknya, air laut tidak mampu memadamkan kobaran api. Telah terbukti secara ilmiah bahwa ada beberapa gunung berapi yang muncul dari dasar laut dan memuntahkan lava. Fenomena ini baru diketahui para ilmuwan pada akhir tahun 1960-an. Pengambilan gambar gunung-gunung berapi telah dilakukan, begitu juga pengukuran suhu air yang ada di sekeliling lava yang ada di dasar lautan.
Hal lain yang membuktikan adanya panas di perut bumi adalah galian-galian penambangan minyak. Melalui penggalian-penggalian minyak itu diketahui dengan jelas bahwa pada tiap kedalaman 100 meter, panas akan meningkat sebanyak tiga derajat. Para ilmuwan mengatakan, keberadaan gunung-gunung berapi di permukaan bumi dan di dasar lautan adalah bukti kuat dan jelas bahwa perut bumi masih menyala-nyala.
5.      Kegelapan Laut dan Arus Gelombang
Allah berfirman dalam QS An Nur ayat 40:
Para ilmuwan telah menemukan bahwa lautan dan samudera ditutupi oleh tumpukan awan tebal yang menghalangi masuknya sebagian besar cahaya matahari. Air laut menyedot spektrum warna cahaya perlahan-lahan sesuai dengan kedalaman air. Semakin dalam, semakin banyak spektrum warna yang disedot oleh air laut. Maka terjadilah kegelapan di dalam laut. Dan laut akan semakin gelap setelah kedalaman 100 meter sehingga manusia takkan bisa melihat tangannya sendiri.
Nils Gunnar Jerlov dalam bukunya yang berjudul Marine Optics menyatakan bahwa pada kedalaman 35 meter, tingkat pencahayaan air laut yang terbuka bisa turun hingga mencapai 10% dari cahaya yang ada di pemukaan. Pada kedalaman 85 meter mecapai 1%, pada kedalaman 135 meter mencapai 0,1%, dan pada kedalaman 190 meter mencapai 0,01%. Ilmu kelautan modern telah menemukan adanya gelombang yang sangat kuat di dasar laut. Para ilmuwan dapat menyaksikan bahwa pada kedalaman sekitar 600-2700 meter, ikan-ikan di laut menggunakan anggota tubuhnya yang bercahaya untuk menangkap mangsa dalam kegelapan.
6.      Sungai di dasar laut
Fenomena sungai di dasar laut ditemukan oleh Ilmuan asal Prancis bernama Jaques Yves Cousteau dia berhasil menemukan air tawar yang mengalir di antara air laut yang asin di dasar lautan. Fenomena ini ditemukan di Cenote Angelita, Meksiko. Para ahli menyebut fenomena ini sebagai lapisan Hidrogen Sulfida, karena air yang mengalir di sungai dasar laut ini memiliki rasa air tawar. Fenomena ini juga sudah disebutkan dalam Al Quran surah Al Furqaan ayat 53:

Hal ini dapat terjadi karena adanya peristiwa Halocline. Halocline adalah sebuah zona vertikal di dalam laut dimana kadar garam berubah dengan cepat sejalan dengan perubahan kedalaman. Perubahan kadar garam ini akan mempengaruhi kepadatan air sehingga Zona ini kemudian berfungsi sebagai dinding pemisah antara air asin dan air tawar.
Air asin memiliki kepadatan yang lebih besar dibandingkan air tawar. Ini membuat ia memiliki berat jenis yang juga lebih besar. Karena itu wajar kalau air tawar berada di atas air asin. Ketika kedua jenis air ini bertemu, ia akan membuat lapisan halocline yang berfungsi menjadi pemisah antara keduanya. Peristiwa ini tidak terjadi di semua pantai atau bagian di laut, namun cukup umum terjadi di gua-gua air yang terhubung ke laut seperti Cenote.
Perbatasan antara air asin dan air tawar (Halocline) pada Cenote Angelita berada pada kedalaman sekitar 33 meter. Dalam kasus Cenote ini, air tawar di permukaan berasal dari air hujan. Lapisan Hidrogen Sulfida ini terbentuk akibat pohon-pohon atau organisme yang membusuk di dasar Cenote. Karena itu lapisan ini memiliki bau yang tidak enak, seperti telur busuk. Selain karena aktifitas bakteri pembusukan, gas ini juga bisa dihasilkan oleh aktifitas gunung berapi. Dalam kadar yang tinggi, gas ini berbahaya bagi manusia karena bisa mengganggu beberapa sistem dalam tubuh manusia.

7.      Gunung Pelangi
Fenomena gunung pelangi ini dicermirkan dalam QS Al Fathir ayat 27:

Mungkin masih banyak orang yang belum mengetahui fenomena alam yang indah ini. Gunung yang bewarna warni di terletak di Zhangye, Danxia, Provinsi Gansu China. Gunung yang terletak di sebelah tenggara dan barat daya China ini tampak seperti hamparan pelangi karena itu orang menyebutnya "rainbow mountain". Gunung pelangi seluas 510 kilometer persegi ini merupakan bagian dari Zhangye, Danaxia Landform Geological Park yang terletak di Provinsi Gansu, China. Menurut Telegrapfh, warna-warni perbukitan yang menakjubkan tersebut berasal dari batuan pasir merah dan mineral yang terbentuk sejak periode kapur tepatnya 24 juta tahun yang lalu.
Gunung ini akan menampilkan pola warna yang berbeda beda tergantung pada kondisi cuaca dan pencahyaan matahari. Warna-warni gunung ini akan semakin kontras jika turun hujan pada hari sebelumnya. Bukit dan lembahnya terdiri dari lapisan warna merah, biru hijau zamrud, coklat, dan kuning. Meskipun demikian, di sana tidak ditemui tumbuhan dan hewan apapun karena kondisi tanahnya yang tandus. Fenomena yang menakjubkan ini merupakan contoh geomorfologi petrografi yang terbentuk karena kondisi lingkungan.



Al-Quran telah menjelaskan fenomena alam tersebut 14 abad yang lalu, bahhkan sebelum para Sahabat Rasulullah datang dan berdakwah ke China. Hal ini menunjukkan bahwa al-Qur’an adalah salah satu bukti terpenting yang memungkinkan kita mengetahui keberadaan Allah. Masih banyak fenomena Sains terkait dalam Al-quran yang telah dibenarkan, misalnya saja penciptaan manusia, penciptaan langit, dan lain sebagainya. Semoga informasi yang ada dalam Al-Quran semakin menambah keyakinan kita  akan kebenaran Al-Quran.*





Tidak ada komentar:

Posting Komentar